Unforgettable Day
Title : Unforgettable Day
Categories : One
Shoot
Plot : Forward
Genre : Family/Friendship
Rating : General
Author : Chinatsu Takahashi
a.k.a Ratna I. S
Cast : Matsuda Genta (Johnny’s Jr.)
Yamada Ryosuke(Hey! Say! JUMP)
Nakamura
Reia (Snow Prince Gasshoudan)
Matsukura Kaito (Johnny’s Jr.)
Haniuda Amu (Johnny’s Jr)
Sei
Hayama (OC)
Kazuya Nakai (OC)
Etc.
Summary :
Hari ini adalah
ulang tahun Matsuda Genta yang ke-15, namun kedua orangtuanya melupakan hari
ulang tahunnya begitu juga dengan teman-temannya. Ia merasa begitu kesal dan
meratapi harinya dengan suram, tetapi jalan hidup seseorang tak ada yang tahu kan
? karena Genta pun tidak tahu karena hari ini akan menjadi hari yang tak akan terlupakan
dalam hidupnya :D
#POV
Langit semakin gelap, namun hujan belum juga mau berhenti. Ia menatap kelangit, matahari sudah berada di ufuk barat. Ia harus segera pulang,tetapi langit sepertinya tidak mengizinkannya pulang sekarang. Dalam hatinya ia khawatir, pastilah ia akan terlambat sampai rumah hari ini. Sialnya, ia lupa membawa payung. Namun beruntungnya ia, sebuah mobil lewat dan berhenti didepannya. Seorang pria dewasa keluar dari mobil tersebut, ia sangat mengenal pria tersebut. Senyum pun mengembang dari bibirnya, karena ia mengenal sekali pria itu. Ya, pria itu adalah Tou-sannya.
Langit semakin gelap, namun hujan belum juga mau berhenti. Ia menatap kelangit, matahari sudah berada di ufuk barat. Ia harus segera pulang,tetapi langit sepertinya tidak mengizinkannya pulang sekarang. Dalam hatinya ia khawatir, pastilah ia akan terlambat sampai rumah hari ini. Sialnya, ia lupa membawa payung. Namun beruntungnya ia, sebuah mobil lewat dan berhenti didepannya. Seorang pria dewasa keluar dari mobil tersebut, ia sangat mengenal pria tersebut. Senyum pun mengembang dari bibirnya, karena ia mengenal sekali pria itu. Ya, pria itu adalah Tou-sannya.
“Tou-san!” serunya
“Gen-kun, ayo kita pulang, kaa-san sudah menunggumu dirumah.
Kaa-san meminta Tou-san menjemputmu, karena sepertinya hujan tidak akan
berhenti dan hari semakin gelap” ajak Tou-san
Ia pun mengangguk dan segera masuk ke mobil. Dan dengan segera mobil melaju, menerjang
jalanan yang becek dan hujan yang cukup lebat.
“Bagaimana latihannya hari ini?” tanya
Tou-san
“Unn, biasa saja Tou-san. namun aku masih belum bisa melakukan 1
gerakan lagi, gerakan itu cukup sulit” ucapnya gelisah
“tidak apa-apa, kau sudah berjuang keras Gen-kun. Tou-san yakin
kamu pasti bisa melakukannya, tapi Tou-san kesal padamu Gen-kun” ucap
Tou-sannya
Ia sangat kaget,
“D-Do-Doushite Tou-san?” ucapnya
berhati-hati
“Kamu telah menyembunyikan hasil ulanganmu. Tou-san sudah tahu
kamu mendapat nilai 0 di matematika dan pelajaran IPA hanya mendapat nilai 5,
Gen-kun kau tidak belajar ya?” ucap Tou-sannya kesal
“Gomen ne Tou-san” ucapnya lirih
“Sebagai gantinya kamu tidak boleh main-main lagi. Semua gadgetmu akan
Tou-san sita untuk sementara waktu, dan
mulai besok tou-san akan menjemputmu saat latihan di Johnny’s maupun sekolah,
wakarimashita?” ucap tou-san nya
“hai, wakarimashita”ucapnya menggangguk setuju dengan hukumannya
tersebut. Ia sadar akhir-akhir ini ia malas belajar dan lebih fokus pada
latihan menarinya, dan tentunya bermain game. Padahal di keluarganya sangat
mementingkan pendidikan, Tou-sannya begitu memperhatikan pendidikan anaknya.
Tetapi besok adalah hari spesial untuknya.
Ya, hari ulang tahunnya. Perlahan ia mencoba untuk bicara hal ini pada
Tou-sannya.
“Tou-san, apa tou-san tahu besok hari
apa ?” tanyanya ragu
“besok itu hari sabtu
Gen-kun, kau ini ada-ada saja menanyakan hal seperti itu pada Tou-san. Ah! kita
sudah hampir sampai di rumah” ucapnya
Ia sedikit terhenyak mendengar jawaban dari Tou-sannya. Apakah
Tou-sannya melupakan hari penting di hidupnya ini? apakah ayahnya hanya lupa
kalau besok tanggal 19 april? pikirannya sedikit kacau, ia mencoba menarik
nafas dalam. Ia harus berpikir positif, pasti besok tou-sannya akan ingat hari
ultahnya, lagipula kaa-san pasti ingat dengan hari ultahnya dan akan membuat
cake blackforest kesukaannya. tak lama kemudian, mereka telah sampai di depan
rumah. Hujan sudah reda, dengan segera ia turun dari mobil dan masuk ke dalam
rumah, kemudian disusul oleh Tou-sannya.
“Tadaima~” ucapnya
“Okaeri~” ucap Kaa-sannya hangat
“Genta, cepat mandi. kaa-san sudah menyiapkan air hangat untukmu.
Setelah itu kita akan makan malam” ucap kaa-san
“hai!” ucapnya, ia segera menuju kamar mandi. Beberapa saat
kemudian ia telah selesai membersihkan badannya, ia segera berganti baju dan
menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga kecilnya.
“hari ini kaa-san masak apa ?” tanyanya
“Karaage” ucap kaa-san
“Karaage??” tanyanya dengan mata berbinar. Ya, ia sangat menyukai
ayam goreng khas jepang tersebut apalagi kalau yang membuatnya adalah
kaa-sannya
“ya, kaa-san tahu ini adalah makanan favoritmu” ucap kaa-san
kemudian menyuguhkan karaage kepadanya
Ia kemudian mengambilnya
“Itadakimasu!” serunya
Ia makan dengan lahap, sampai ia merasa kenyang. Setelah makan ia
ingin sekali membicarakan hari esok, apakah tahun ini ia akan mendapat kado
spesial dari kaa-san ? atau berlibur bersama di hari spesialnya? Ia terus
berharap dalam hati kecilnya.
“Unn, kaa-san tou-san besok bisa kita jalan-jalan bersama? sudah
lama keluarga kita tidak berlibur, lagipula aku ingin bertemu obaasan” ucapnya
penuh harap
“Gen-kun jangan menanyakan hal yang aneh, tou-san tidak bisa
lagipula besok kamu kan sekolah ? nanti saatnya libur pasti kita kerumah
obaasan ” ucap tou-sannya
“benar genta, tou-san dan kaa-san pasti akan mengajakmu pergi
berlibur kerumah obaasan maupun ke tempat yang kamu sukai tapi nanti ketika
liburan tiba. Sudahlah genta ini sudah malam waktunya tidur, ayo masuk ke
kamar” ucap kaa-sannya lembut
Ia merasa kesal, apakah benar mereka tidak ingat hari spesialnya?
Apakah mereka tidak ingat ulang tahun anaknya sendiri? “Hufft” ia menarik napas
dalam, lagi-lagi ia mencoba berpikir positif. Mungkin saja mereka hanya
bercanda, dan esok pasti akan menyiapkan sesuatu untuknya.
“hai, kaa-san tou-san aku masuk ke
kamar dulu ya~ Oyasumi~” ucapnya
“Oyasuminasai~” ucap kaa-san dan tou-san
Perlahan ia melangkah menuju kamarnya, ia membaringkan tubuhnya
diatas futon, ia terus memperhatikan kalender disampingnya, ‘besok pasti akan
jadi hari yang spesial’ harapnya dan ia pun menutup matanya perlahan, ia sudah
lelah dengan hari ini. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada umurnya yang 14
karena esok ia akan genap berusia 15 tahun dan akan semakin dewasa.
Perlahan-lahan ia pun segera terlelap dan berada di alam mimpi .
~~~
Cahaya sinar mentari
perlahan menyinari tubuhnya, burung-burung pun bernyanyi dengan
merdunya. Perlahan ia terbangun karena silau cahaya sang mentari yang mengenai
matanya, ia pun segera bangun dari futonnya dan mengulas senyum ceria di pagi
ini. ‘ini adalah hari ulang tahunku! Selamat datang aku yang semakin dewasa!’
ia berucap dalam hatinya . Dengan segera ia menuju kamar mandi dan bersiap-siap
ke sekolah. Ia bersemangat pagi ini!. Ketika ia menuju ruang makan, tidak ada
siapa-siapa disana hanya ada makanan yang sudah tersaji di atas meja, tetapi
pandangannya teralih pada secarik kertas nota yang ada di atas meja, terdapat
tulisan tangan kaa-sannya. Perlahan ia membaca nota tersebut
Genta,
kaa-san ada urusan penting dengan Mizuhara-san pagi ini, tou-sanmu juga ada
rapat penting jadi ia berangkat lebih dahulu, tou-san juga tidak bisa
mengantarmu kesekolah, kaa-san sudah menyiapkan sarapan di meja. Hari ini kamu
berangkat dengan kereta saja ya, jangan lupa mengunci pintunya!
Oh
, iya jangan lupa bentonya genta
Salam
cinta
Kaa-san
Ia kaget, sejak kapan kedua orang tuanya menjadi orang yang
sesibuk ini? Bahkan untuk sarapan bersamanya pun tidak sempat? Mana ucapan
selamat ulang tahun untuknya? Ia masih berpikir positif, mungkin saja ucapan
untuknya ada di nota ini, ia pun membalik-balik nota itu, tetapi ia tidak
menemukan apa-apa, ia terhenyak dan tak bisa berpikir positif lagi, ia merasa
kesal dengan kedua orangtuanya, mengapa mereka bisa melupakan hari ulang
tahunnya?
Dengan hati yang sedih ia menyantap sarapan paginya, chawanmunshi.
Namun ia teringat, teman-temannya pasti sudah mengirimnya e-mail ucapan selamat
untuknya! Ia hanya belum mengeceknya saja. Ia pun membuka keitainya. Tak ada
e-mail, Tak ada panggilan! ‘ Oh, kami-sama apakah ini kutukan untukku’ ia
menggeram dalam hati. Bahkan Kaito tidak
mengirim e-mail untuknya pagi ini, biasanya ia selalu mengucapkan selamat yang
paling pertama. Tapi ia mencoba untuk berpikir positif, ‘mereka pasti akan
mengucapkan langsung disekolah dan jimusho tahun ini’ pikirnya. Ia pun dengan
segera menghabiskan sarapannya dan memasukkan bentonya ke tas. Dan dengan segera juga ia menuju stasiun
dekat rumahnya, jarak sekolah dengan rumahnya memang cukup jauh.
~~~
Ia berdiri diperon menunggu kereta pertama yang berangkat hari
ini, terlihat banyak orang yang berlalu lalang memulai kesibukannya hari ini.
Tak lama, kereta yang ia tunggu pun datang. Ia segera masuk. Di perjalanan ia
terus berpikir, apakah hari ini adalah mimpi? Masa orangtuanya bisa lupa hari
ultahnya ? ia pun mencubit pipinya sendiri, “Aw!” teriaknya dengan suara yang pelan. Ini bukan
mimpi, buktinya ia merasakan sakit ketika mencubit pipinya sendiri. Karena itu
ia segera berhenti memikirkan hal itu dan beralih mengeluarkan PSPnya untuk
bermain game agar ia melupakan sejenak hal yang terjadi pagi ini, karena
memikirkan hal itu membuat hatinya sedih.
Tak terasa, kereta telah berhenti di stasiun tujuannya. Ia segera
turun dan melangkah keluar dari stasiun menuju sekolahnya.
~~~
Suasana sekolah masih cukup sepi. Sepertinya ia datang cukup pagi
hari ini, dengan langkah perlahan ia menuju kelasnya. Tak banyak murid yang
sudah datang, tapi pandangannya mengarah ke salah satu siswa yang sedang
tertidur di mejanya yang berada di pojok kelas. Ia menghampiri siswa itu yang
notebene adalah sahabatnya sendiri. Ia berharap ucapan selamat yang pertama
akan keluar dari mulut sahabatnya ini.
“heh, Haya-kun! Bangun” ucapnya membangunkan. Dan sahabatnya Sei
Hayama itu terbangun dari tidurnya.
“ah, Gen Gen. Kenapa kau membangunkanku sih! Aku masih ngantuk
nih” ucap Sei dengan mata yang masih sayu
“Ohayou Haya-kun. Kau masih ngantuk ? sebentar lagi masuk loh!” ucapnya
dengan nada yang bersemangat
“ah, Ohayou. Iya aku sudah tidak mengantuk lagi kok!” ucap Sei
dengan nada sedikit kesal
“Unn, Haya-kun, apa kau ingat ini hari apa ?” tanyanya dengan nada
ceria dan seulas senyum
“Ini kan hari sabtu Gen
Gen, masa kau tidak ingat” ucap Sei santai
Seketika senyum diwajahnya pun memudar, keceriaan dan semangat di dirinya
mulai luntur. Hatinya semakin terhenyak dan ia semakin meratapi hari ini dengan
suram ‘Kami-sama, apa salahku ?!’bisik hatinya. Ia pun melamun meratapi hari
ini.
“Gen-Gen!” teriak Sei, yang seketika membuyarkan lamunannya
“eh, iya Haya-kun?” tanyanya datar
“Daijoubu desuka? Kau tidak sakit kan ?” tanya Sei khawatir
“Unn, daijoubu dakara” jawabnya datar
“tapi, wajahmu kelihatan suram begitu. Kenapa ?” tanya Sei heran
Dalam hatinya ia berteriak, rasanya ia ingin sekali meluapkan rasa
kesalnya terhadap sahabatnya ini. ‘ini semua karenamu Haya-kun! Dimana rasa
perhatianmu pada sahabatmu?! Aku berulang tahun hari ini Haya-kun! Argggh!’
teriaknya dalam hati. Tetapi entah mengapa ia tidak bisa meluapkannya langsung,
ia hanya bisa diam dan meninggalkan sahabatnya itu menuju bangkunya yang ada di
depan meja guru itu tanpa menjawab pertanyaan sei maupun mengucapkan sepatah
katapun. Terlihat raut muka Sei menunjukkan
kekagetannya dengan perilaku sahabatnya itu. Ia berharap Sei akan
meghampirinya dan segera menyadari kesalahannya. Tetapi sepertinya harapannya
hanyalah sebuah harapan kosong, Sei malah kembali tidur dengan lelap di mejanya
sampai bel masuk berbunyi. Ia semakin kesal dan sedih karena tak ada satupun
teman dikelasnya yang memperdulikannya, tak ada sapaan seperti biasanya!
Bagaimana ia bisa berharap hadiah atau paling tidak sebuah ucapan selamat
kepada dirinya ?!! dia semakin meratapi hari dan menjadi tidak konsentrasi
mendengarkan penjelasan sensei. Selama pelajaran berlangsung pikirannya kosong,
rasanya kelas yang biasanya ceria terlihat gelap dan suram dimatanya.
~~~
Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas menuju
lapangan untuk bermain sepakbola, terlihat Sei ikut bersama para siswa untuk
bermain sepakbola juga. Dan para Siswi asyik mengobrol di salah satu meja siswi
entah membicarakan apa. Genta hanya bisa diam, tak tahu harus bagaimana
meluapkan isi hatinya saat ini. Tak seperti biasanya, ‘mereka tidak menyapaku ?
bahkan tidak mengajakku bermain sepakbola seperti biasanya? Oh, Kami-sama!’
ratapnya dalam hati. Ia menunduk, kepalanya menempel pada meja. Hidupnya terasa
suram.
“Gen-kun!” panggil seorang siswa sambil menepuk bahunya. Genta
segera menengadahkan kepalanya kembali dan menatap siswa yang memanggilnya itu,
senyum pun mulai mengembang dibibirnya. Firasatnya mengatakan ia akan
mendapatkan ucapan selamat kali ini,
“ah, Kazuya! Ada apa?” tanyanya dengan ceria
“aku ingin mengembalikan bukumu yang kupinjam tempo hari” ucap
Kazuya Nakai salah satu temannya yang berasal dari kelas lain sambil
menyodorkan sebuah buku berwarna coklat bertuliskan nama Matsuda Genta itu.
Ia terhenyak, tapi ia tidak mau berputus asa sampai di sini, siapa
tahu Kazuya ingat ulang tahunnya
“oh, iya Arigatou. Ada yang ingin kau sampaikan lagi Kazuya?” tanyanya
“ah, tidak ada lagi. Sankyuu~ berkatmu aku terbantu! Sudah ya, aku
mau kembali kekelas” ucap Kazuya sambil meninggalkan kelas Genta.
Ia benar-benar geram, kesal, sedih, hatinya sangat terhenyak! Ia
kemudian menundukkan kepalanya kembali di atas meja, Sampai bel masuk berbunyi
kembali. Para siswa kembali masuk, tetapi tak ada satupun yang menyapanya. Sei juga……
~~~
Selama pelajaran berlangsung ia hanya memikirkan ingin cepat
pulang, pikirannya sudah kemana-mana.
Sampai-sampai Sensei menegurnya.
“Genta, perhatikan penjelasan saya. Jangan bengong”tegur sang
sensei
Ia pun tersadar kembali kealam nyata, dan mendapati dirinya masih
di dalam kelas
“ah, eh! Iya sensei!”ucapnya gugup yang membuatnya tanpa sadar
berdiri
“Duduk, dan perhatikan penjelasan saya!”bentak Sensei
“Hai!”jawabnya hati-hati
Ia pun kembali duduk dan mencoba memperhatikan penjelasan Sensei.
Tetapi konsentrasinya selalu terpecah, karena pikiran yang terus datang bertubi-tubi
dalam otaknya. ‘Kami-sama, tolong aku!’
Tiba-tiba Bel pulang berbunyi, ternyata tuhan masih sayang padanya
‘arigatou kami-sama’ucap batinnya. Ia pun bernapas lega. Dengan segera
membereskan semua bukunya. Ketika pulang pun tak ada satupun yang menyapanya.
Ia hampir putus asa, tetapi ia masih punya harapan di jimusho hari ini. Dan ia
yakin pasti akan mendapat beberapa hadiah dan ucapan selamat untuknya. Ia
melangkah ingin menuju ke halte tapi keitanya tiba-tiba berdering, sebuah
e-mail masuk. Dari Tou-sannya..
“Gen-kun
maafkan Tou-san, Tou-san tidak bisa menjemputmu karena pekerjaan Tou-san hari
ini sangat banyak. Kau ke jimusho dengan Bus saja ya? Tapi, tou-san janji akan
menjemputmu di jimusho”
Salam
Cinta
Tou-san
Ia berdecak, rasanya hatinya kesal sekali. ‘tak apa lagipula aku
sudah mau ke halte kok’ ucapnya kesal dalam hati. Ia segera menutup keitainya
dengan kasar, ia tidak berniat membalas e-mail dari tou-sannya itu. Ia pun
segera melangkah menuju halte terdekat.
~~~
Tak butuh waktu lama untuk menunggu bus, ia sudah berada dalam Bus
sekarang. Ia terlihat sibuk memainkan
PSPnya sambil mendengarkan musik dari earhooknya.
Waktu terus berjalan. Tak lama, bus telah berhenti di halte di
dekat Johnny’s Jimusho. Ia segera turun dan bergegas menuju Jimusho untuk
melakukan latihan hari ini. Dengan masih berpakaian seragam ia melangkah
memasuki gedung Jimusho. Ia dengan cepat mencari toilet untuk berganti pakaian.
Setelah mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian biasa ia bergegas menuju
ruang latihan Johnny’s Jr.
Ketika sampai di tempat latihan, suasananya cukup sepi. Baru ada
beberapa Jr. yang usianya dibawah dirinya dan seorang pelatih. Ia mengucapkan
salam kepada semua yang ada diruangan.
“Konnichi wa Minna~” sapanya ceria
“Konnichi wa !~” balas para Jr.
“Konnichiwa Gen Gen” sapa Takeo Fujiwara-san
“Fuji-san mari kita latihan!” ucapnya dengan penuh semangat
“Chotto matte. Tunggu yang lain datang dulu, kamu pemanasan saja
dulu ya Gen-kun” ucap Fuji-san
“Hai!” ucapnya bersemangat. Ia pun kemudian melakukan pemanasan,
agar tubuhnya tak mengalami cedera saat menari nanti. Satu per satu Jr. pun
datang untuk latihan. Tetapi entah kemana teman-temannya ? terutama, kemana Kaito? Tak seperti biasanya ia
terlambat seperti ini?. Ia pun terus melakukan pemanasan. Sampai kemudian…
“Konnichiwa Minna~” Sapa Nakamura Reia dan Haniuda Amu.
“Konnichiwa!” balas seluruh Jr. termasuk genta
“Amu-chan, mana Kaito-kun?” tanyanya heran, karena biasanya Kaito
datang bersama Amu.
“Unn, gomen Kaito sedang demam. Dia sakit Gen Gen” ucap Amu
“Hee, Hontou ni? Pantas,
tak seperti biasanya ia tak mengirim e-mail padaku” gumamnya sambil berdecak
“Yosshhh~ karena sepertinya semua sudah datang. Mari kita mulai
latihan hari ini!” ucap Fuji-san penuh semangat
“Minna, Ganbatte ne!~” Ucap Nakajima Reia penuh semangat
Mereka pun memulai latihan untuk
persiapan konser di Tokyo dome. Dengan dilatih Takeo Fujiwara-san, Makoto Takagi-san dan 2
orang pelatih professional lainnya. Para Jr. berjuang dengan keras. Genta
terlihat begitu bersemangat. Rasanya hal yang terjadi hari ini, tak pernah terjadi.
Karena, ketika ia menari ia merasa gembira dan bisa melupakan hal yang terjadi
hari ini. Ia terus menari mengikuti gerakan Fuji-san. Ia suka sekali menari!
Sampai akhir latihan pun ia terus menari tanpa melakukan kesalahan, sepertinya
gerakan yang sulit baginya sudah bisa ia kuasai. Lalu tak terasa latihan telah
usai …
“Yosshh~ latihan hari ini kita akhiri
sampai disini! Saya rasa kalian sudah berkembang lebih baik dari hari kemarin~
Arigatou untuk kedatangan kalian hari ini! Ja, Mata aimashou!” seru Fuji-san
“mata aimashou Fuji-san!” ucap seluruh
Jr. serentak
Kemudian Fuji-san meninggalkan
ruangan, sementara Jr. yang lain ada yang beristirahat juga ada yang bersiap
untuk pulang. Sementara itu genta sedang beristirahat bersama 2 temannya,
Nakamura Reia dan Haniuda Amu
“Genta-kun!” sapa Makoto Takagi-san
“eh?! Takagi-san” balasnya
“kurasa, hari ini tarianmu sempurna Genta-kun.
Kau sudah berlatih dengan keras. Kalau begitu, aku pulang dulu ya!~ Ja, mata” ucap
Takagi-san yang kemudian melangkah meninggalkan ruangan
“capek sekali ya latihan hari ini Gen
Gen” ucap Reia
“iya, badanku juga lemas karena
terlalu bersemangat menari” ucapnya dengan ceria
“tentu saja, kau kan menari dengan
bersungguh-sungguh hari ini, Gen Gen aku pulang dulu ya~ Daaghh!” sahut Amu
yang kemudian bergegas pulang
“hehe, aku juga mau pulang sekarang.
Ja, mata ne Gen Gen!” ucap Reia yang juga bergegas pulang
“eh~ Matte” ucapnya. Namun ia hanya
bisa cemberut melihat perilaku dua temannya barusan. Dan tentu saja, mana
ucapan selamat ulang tahun untuknya ?! . Ia kemudian menarik nafas dalam, dan kemudian
bergegas meninggalkan ruangan. Ia berjalan di koridor, sambil menggendong
tasnya. Ia berjalan sambil mendengarkan musik dari iPodnya , mencoba mengusir
kepenatan dan kekesalannya hari ini. Ia menatap jam yang melingkar di
pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 06.05 sore. Ia menarik nafas
perlahan, ‘jam 6 sore dan aku belum mendapat ucapan sama sekali!’ ucap batinnya
kesal. Namun, ia menabrak seorang pria yang tingginya hampir sama dengannya.
“Duk”
“Aw” rintihnya kesakitan
“Daijoubu Desuka?” tanya pria itu. Ia
pun segera bangun dan begitu kagetnya ia karena pria yang ditabraknya adalah
senpai yang dia idolakan! Ia menabrak Yamada Ryosuke!
“Yamada-san?!” ucapnya kaget
“ah, genta-kun. Apa kau tidak
apa-apa?” tanya Yamada
“DDa-Daijoubu Dakara” jawabnya gugup
“ah, kalau begitu aku pergi dulu ya
Genta-kun” ucap yamada meninggalkan Genta
Ia terpaku dengan sosok yang barusan
ada dihadapannya. Lalu ia pun kembali tersadar, dan berjalan menuju pintu
keluar. Hatinya sedikit gembira karena bisa bertemu dengan senpai idamannya!
Walaupun hari ini tak ada yang memberikannya hadiah maupun ucapan di hari ulang
tahunnya. Ketika sudah sampai di depan gedung keitainya berdering, sebuah
e-mail masuk.
“Genta, maafkan Tou-san sekali lagi. Tou-san
tidak bisa menjemputmu. Kamu naik kereta saja ya? Tou-san harus kerja lembur malam
ini, sepertinya Tou-san akan pulang larut malam. Tolong sampaikan juga pada
Kaa-sanmu! Gomen ne Genta”
Salam cinta
Tou-san
Ia berdecak dengan keras, ia merasa sangat
kesal sekali hari ini dengan Tou-sannya. Rasanya ia ingin sekali membanting
keitai yang ada digenggamannya. Tetapi, ia mengurungkan niatnya itu. Baru saja
ia melangkahkan kakinya meninggalkan jimusho, sebuah mobil berhenti didepannya.
Pemilik mobil itu membuka kaca mobilnya perlahan.
“Genta-kun, kamu belum dijemput Tou-sanmu?” tanya
Yamada Ryosuke
“Yamada-san?! Ah, Tou-san tidak bisa
menjemputku hari ini” ucapnya
“kalau begitu, naiklah ke mobilku. Aku bisa
mengantarmu pulang” ajak Yamada
“tapi, arah rumahku dan Yamada-san kan
berbeda?!” ucapnya heran
“tak apa,lagipula aku ada urusan disana. Jadi,
sekalian saja kamu pulang bersamaku” ucap Yamada
“ba-baiklah” ucapnya gugup dan dengan segera
ia masuk ke mobil.
Selama perjalanan Genta hanya bisa diam dan
terpaku, benarkah ini? Apa ini mimpi? Ia
bisa satu mobil dengan Yamada-san?! Ada keheningan di antara mereka
berdua. Hingga Yamada berinisiatif memulai percakapan di tengah perjalanan yang
cukup panjang ini.
“Genta-kun, aku dengar dari Takagi-san hari
ini kau bersemangat dilatihan tadi” ucap Yamada
“Unn, hai! Yamada-san aku akan terus berusaha
sampai aku bisa seperti anda” ucapnya bersemangat
Yamada pun tersenyum mendengar
perkataan Genta tersebut
“kau tahu, dulu ketika aku masih
diposisimu aku selalu bersemangat ketika latihan menari. Tapi kau tahu, hampir
saja aku ingin keluar dari Johnny’s karena aku tidak kunjung mendapatkan
debutku. Mungkin, kalau saja Okaasan tidak memberiku semangat aku tidak akan
menjadi seperti sekarang ini. Karena semangat dari Okaasan yang telah membuatku
tidak jadi keluar dari Johnny’s dan berusaha lebih keras untuk mendapatkan
debutku. Aku yakin, suatu saat nanti kau pasti akan mendapatkan debutmu juga
dan bisa jadi seperti diriku bahkan mungkin lebih hebat dariku. Aku sudah
melihat semangat dan perjuanganmu Genta-kun. Suatu saat Kitagawa-san pasti akan
memberikanmu debut yang selalu kau impikan. Teruslah berusaha lebih keras lagi
Genta-kun. Ganbare ne~” ucap Yamada menasihati
“hai, aku akan lebih berusaha lagi
untuk menggapai impianku Yamada-san. Arigatou untuk nasihat anda” ucapnya
Tak terasa mereka telah sampai di
depan rumah Genta . ia pun segera turun dan mengucapkan terima kasih kepada
Yamada karena telah mengantarnya pulang. Tetapi…
“Genta-kun boleh aku mampir?” tanya
Yamada
“Unn, tentu saja boleh Yamada-san. Tapi
bukankah anda punya urusan?” tanyanya heran
“Tak apa, aku akan mengurusnya nanti.
Sebentar saja, bolehkan?” tanya Yamada
Genta pun mengangguk. Mereka berdua
segera masuk kedalam rumah, baru saja ia membuka pintu rumahnya….
“Tadaima~” ucapnya
“Otanjoubi Omedetou Gozaimasu Genta!” sahut
semua orang yang ada didepannya
Betapa terkejutnya ia, semua teman
sekelasnya, sahabat sahabatnya, kedua orangtuanya juga Kaito semua berkumpul di
rumahnya. Ruang tamu keluarganya sudah berhiaskan pernak-pernik pesta dengan
hiasan besar yang bertuliskan “Happy Birthday Matsuda Genta” dan sebuah meja
yang diatasnya terdapat cake Blackforest bertingkat dua dengan cream yang
bertuliskan namanya. Ia terperangah, tetapi ia sudah terlanjur kesal dengan
mereka semua. Ia berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan mereka, dengan
wajah yang masam ia sudah sangat kesal dengan perlakuan mereka semua yang telah
mengacuhkan ia. Ia masuk ke kamar dengan membanting pintu. Semua orang hanya terdiam, dengan segera
Kaito, Sei dan Tou-sannya menyusulnya.
“Genta, kau kenapa? Kau tak apa kan?”
tanya Kaito dari balik pintu
“Genta tolong buka pintunya, kau ini
kenapa sih? Ini kan hari ulang tahunmu” ucap Sei
Ia hanya duduk terdiam tanpa menjawab.
Lalu Tou-sannya membuka pintu kamarnya yang telah dikuncinya itu.
“Genta apa kau marah pada Tou-san?
Maafkan Tou-san karena telah melakukan semua ini di hari ulang tahunmu. Tapi
Tou-san kan hanya ingin memberikan kejutan di hari spesialmu” ucap Tou-san
Ia masih duduk terdiam, lalu ia pun
menjawab
“Aku benci Tou-san! Tunggu sampai aku
bertemu Obaasan! Dan kalian semua aku benci kalian juga tunggu sampai aku
mendapat Boneka Teddy setinggi Amu! Baru aku akan memaafkan kalian!” bentaknya
Tak disangka seorang wanita paruh baya
masuk kedalam kamarnya. Ternyata itu adalah Obaasannya. Betapa terkejutnya ia,
tanpa sadar ia berdiri menghampiri Obaasannya dan memeluknya.
“Obaasan, sejak kapan Obaasan datang
ke Saitama?” tanyanya
“sejak tadi siang. Tou-san yang
menjemput Obaasan pagi-pagi sekali” ucap Obaasan tersenyum
“jadi, Tou-san kamu maafkan kan?” tanya
Tou-sannya
Ia hanya mengangguk
“Genta, ayo kita kembali ke ruang
tamu. Kasihan Kaa-san sudah susah payah membuatkanmu kue ulang tahun, juga
teman-temanmu yang lain pasti sudah menunggu” bujuk Obaasan
Tapi ia hanya melirik kedua sahabatnya
itu, Kaito dan Sei. Kaito dan Sei hanya menundukkan kepalanya.
Tetapi Genta malah menghampiri Kaito.
“Amu-chan bilang kau sedang demam. Apa
ini juga idenya Tou-san?” tanyanya kepada Kaito dan Tou-sannya
“Genta, sebenarnya ini ide
teman-temanmu, Tou-san hanya menerima ide mereka saja kok, mereka sayang
padamu” ucap Tousannya
Ia hanya terdiam lalu segera menuju ruang
tamu bersama Obaasannya. Lalu diikuti Tou-san, Sei dan Kaito. Ketika baru
sampai di ruang tamu terlihat Amu dan Kazuya baru saja masuk sambil membawa
Boneka Teddy yang sangat besar. Kaito dan Sei pun dengan segera membantu Amu
dan Kazuya menurunkan boneka itu ke lantai.
“Amu-chan, Berdiri!!” perintah Kaito,
dan Amu segera menuruti perkataan Kaito. Ia berdiri disamping Boneka Teddy
tersebut. Dan ternyata Pas!! Tinggi boneka itu sama dengan Amu. Terlihat wajah
Genta pun mengembangkan senyum dari wajahnya yang semula masam dan datar itu.
Dengan segera ia memeluk boneka teddy itu. Setelah puas memeluk boneka Teddy
itu ia memandang ke 5 sahabat karibnya itu dengan bergantian, Sei, Kaito,
Kazuya,Amu, Reia
“Minna, Arigatou ne~ aku sayang
kalian” ucapnya langsung segera memeluk mereka berlima.
Dan mereka berlima pun membalas
pelukan Genta. Ia sangat terharu, tanpa
sadar air mata mengalir di pipinya. Ia sangat beruntung mempunyai
sahabat-sahabat yang begitu menyayanginya. Mereka berpelukan cukup lama dan
akhirnya melepaskan pelukan mereka, genta pun menghapus air matanya.
“Jadi Gen Gen, kamu memaafkan kami
semua kan?” tanya Kaito tersenyum pada sahabatnya itu.
Ia hanya mengangguk sambil membalas
senyum kepada sahabat-sahabatnya. Lalu, Yamada menghampiri Genta sambil membawa
sebuah kotak berwarna merah.
“Genta-kun, Otanjoubi Omedetou
Gozaimasu. Aku dipinta teman-temanmu untuk mengantarmu pulang sekaligus
merayakan hari ulang tahunmu, aku sudah tahu rencana mereka semua. Ini hadiahku
untukmu, kuharap ini bermanfaat untukmu” ucapnya sambil tersenyum pada Genta
Dengan segera ia membuka kotak kecil
berwarna merah kado pemberian Yamada. Didalamnya terdapat Jam tangan yang mirip
sekali, persis seperti yang dipakai Yamada saat ini. Ia memang sudah lama ingin
punya jam tangan seperti milik yamada. Ia pun tersenyum
“Arigatou, Yamada-san” ucapnya sambil
memeluk Yamada, Yamada pun membalas pelukan genta.
Setelah memeluk Yamada, ia pun segera
menghampiri Kaa-sannya yang ada disamping kue Ultahnya .
“Kaa-san, Arigatou. Aku sayang
kaa-san” ucapnya sambil memeluk
Kaa-sannya itu.
“Douita ne~ Kaa-san juga sayang
padamu” ucap kaa-san
“Yoshh~ karena Genta sudah bersama
kita disini, mari kita mulai pestanya!” seru Tou-san kepada semua orang
Dan pesta pun dimulai, semua temannya,
idolanya, sahabatnya, dan keluarganya menyanyikan lagu Ulang Tahun untuknya, ia
mendapatkan banyak hadiah dari teman-teman sekelasnya. Ia sudah tidak merasa
kesal pada mereka lagi karena ia tahu mereka semua sayang padanya. Dan ia bersyukur
kepada Kami-sama karena telah memberikan orangtua yang begitu menyayanginya,
sahabat-sahabat yang begitu perhatian padanya, dan teman-teman yang baik. Ia
bersyukur bisa merasakan kebahagiaan ini, ia bertekad untuk memberikan yang
terbaik darinya. Sungguh, ia tak akan melupakan hari paling bahagia di hidupnya
ini.
-END-
Mini
Dictionary
Tou-san : Ayah
kaa-san : Ibu
Doushite? : Kenapa?
Gomen : Maaf
Tadaima : Aku Pulang
Okaeri [nasai] : Selamat
Datang Kembali
Karaage : Sejenis Fried Chicken ala Jepang
Itadakimasu! :
Selamat Makan!
Obaasan : Nenek
Oyasuminasai : Selamat Tidur
Futon : Kasur
Kami-sama : Tuhan
Ohayou [Gozaimasu] : Selamat Pagi
Daijoubu Desuka : Apa kau baik-baik saja?
Daijoubu dakara : Aku
baik-baik saja
Arigatou [Gozaimasu] : Terima Kasih
Sankyuu~ : Kata serapan dari kata Thank You
Hai! : Iya!
Keitai : Handphone
Konnichiwa : Selamat Siang
Hontou ni? : Benarkah?
Chotto Matte : Tunggu
Sebentar
Minna : Semuanya/Teman-Teman
Ganbatte : Semangat
Mata aimashou : Sampai Jumpa lagi
Ja, Mata : Sampai bertemu lagi ya
Ganbare : Berjuanglah
Otanjoubi Omedetou Gozaimasu : Selamat
Ulang Tahun
Douita [shimashite] : Terima Kasih Kembali
0 comments:
Post a Comment