Pages

Friday, April 18, 2014

Fan Fiction Special Matsuda Genta (Johnny's Jr.) Birthday 15th



Unforgettable Day

 

Title             : Unforgettable Day
Categories   : One Shoot
Plot              : Forward
Genre           : Family/Friendship
Rating          : General
Author         : Chinatsu Takahashi a.k.a Ratna I. S
Cast             : Matsuda Genta (Johnny’s Jr.)
                      Yamada Ryosuke(Hey! Say! JUMP)
                       Nakamura Reia (Snow Prince Gasshoudan)
                       Matsukura Kaito (Johnny’s Jr.)
                       Haniuda Amu (Johnny’s Jr)
                       Sei Hayama (OC)
             Kazuya Nakai (OC)
             Etc.
Summary     :

                   Hari ini adalah ulang tahun Matsuda Genta yang ke-15, namun kedua orangtuanya melupakan hari ulang tahunnya begitu juga dengan teman-temannya. Ia merasa begitu kesal dan meratapi harinya dengan suram, tetapi jalan hidup seseorang tak ada yang tahu kan ? karena Genta pun tidak tahu karena hari ini akan menjadi hari yang tak akan terlupakan dalam hidupnya :D



#POV
Langit semakin gelap, namun hujan belum juga mau berhenti. Ia menatap kelangit, matahari sudah berada di ufuk barat. Ia harus segera pulang,tetapi langit sepertinya tidak mengizinkannya pulang sekarang. Dalam hatinya ia khawatir, pastilah ia akan terlambat sampai rumah hari ini. Sialnya, ia lupa membawa payung. Namun beruntungnya ia,  sebuah mobil lewat dan berhenti didepannya. Seorang pria dewasa keluar dari mobil tersebut, ia sangat mengenal pria tersebut. Senyum pun mengembang dari bibirnya, karena ia mengenal sekali pria itu. Ya, pria itu adalah Tou-sannya.
“Tou-san!” serunya
“Gen-kun, ayo kita pulang, kaa-san sudah menunggumu dirumah. Kaa-san meminta Tou-san menjemputmu, karena sepertinya hujan tidak akan berhenti dan hari semakin gelap” ajak Tou-san
Ia pun mengangguk dan segera masuk ke mobil.  Dan dengan segera mobil melaju, menerjang jalanan yang becek dan hujan yang cukup lebat.
“Bagaimana latihannya hari ini?” tanya Tou-san
“Unn, biasa saja Tou-san. namun aku masih belum bisa melakukan 1 gerakan lagi, gerakan itu cukup sulit” ucapnya gelisah
“tidak apa-apa, kau sudah berjuang keras Gen-kun. Tou-san yakin kamu pasti bisa melakukannya, tapi Tou-san kesal padamu Gen-kun” ucap Tou-sannya
Ia sangat kaget,
“D-Do-Doushite  Tou-san?” ucapnya berhati-hati
“Kamu telah menyembunyikan hasil ulanganmu. Tou-san sudah tahu kamu mendapat nilai 0 di matematika dan pelajaran IPA hanya mendapat nilai 5, Gen-kun kau tidak belajar ya?” ucap Tou-sannya kesal
“Gomen ne Tou-san” ucapnya lirih
“Sebagai gantinya kamu tidak boleh main-main lagi. Semua gadgetmu akan Tou-san  sita untuk sementara waktu, dan mulai besok tou-san akan menjemputmu saat latihan di Johnny’s maupun sekolah, wakarimashita?” ucap tou-san nya
“hai, wakarimashita”ucapnya menggangguk setuju dengan hukumannya tersebut. Ia sadar akhir-akhir ini ia malas belajar dan lebih fokus pada latihan menarinya, dan tentunya bermain game. Padahal di keluarganya sangat mementingkan pendidikan, Tou-sannya begitu memperhatikan pendidikan anaknya. Tetapi besok adalah hari spesial untuknya.  Ya, hari ulang tahunnya. Perlahan ia mencoba untuk bicara hal ini pada Tou-sannya.
“Tou-san, apa tou-san tahu besok hari apa ?” tanyanya ragu
“besok  itu hari sabtu Gen-kun, kau ini ada-ada saja menanyakan hal seperti itu pada Tou-san. Ah! kita sudah hampir sampai di rumah” ucapnya
Ia sedikit terhenyak mendengar jawaban dari Tou-sannya. Apakah Tou-sannya melupakan hari penting di hidupnya ini? apakah ayahnya hanya lupa kalau besok tanggal 19 april? pikirannya sedikit kacau, ia mencoba menarik nafas dalam. Ia harus berpikir positif,  pasti besok tou-sannya akan ingat hari ultahnya, lagipula kaa-san pasti ingat dengan hari ultahnya dan akan membuat cake blackforest kesukaannya. tak lama kemudian, mereka telah sampai di depan rumah. Hujan sudah reda, dengan segera ia turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, kemudian disusul oleh Tou-sannya.
“Tadaima~” ucapnya
“Okaeri~” ucap Kaa-sannya hangat
“Genta, cepat mandi. kaa-san sudah menyiapkan air hangat untukmu. Setelah itu kita akan makan malam” ucap kaa-san
“hai!” ucapnya, ia segera menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian ia telah selesai membersihkan badannya, ia segera berganti baju dan menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga kecilnya.
“hari ini kaa-san masak apa ?” tanyanya
“Karaage” ucap kaa-san
“Karaage??” tanyanya dengan mata berbinar. Ya, ia sangat menyukai ayam goreng khas jepang tersebut apalagi kalau yang membuatnya adalah kaa-sannya
“ya, kaa-san tahu ini adalah makanan favoritmu” ucap kaa-san kemudian menyuguhkan karaage kepadanya
Ia kemudian mengambilnya
“Itadakimasu!” serunya
Ia makan dengan lahap, sampai ia merasa kenyang. Setelah makan ia ingin sekali membicarakan hari esok, apakah tahun ini ia akan mendapat kado spesial dari kaa-san ? atau berlibur bersama di hari spesialnya? Ia terus berharap dalam hati kecilnya.
“Unn, kaa-san tou-san besok bisa kita jalan-jalan bersama? sudah lama keluarga kita tidak berlibur, lagipula aku ingin bertemu obaasan” ucapnya penuh harap
“Gen-kun jangan menanyakan hal yang aneh, tou-san tidak bisa lagipula besok kamu kan sekolah ? nanti saatnya libur pasti kita kerumah obaasan ” ucap tou-sannya
“benar genta, tou-san dan kaa-san pasti akan mengajakmu pergi berlibur kerumah obaasan maupun ke tempat yang kamu sukai tapi nanti ketika liburan tiba. Sudahlah genta ini sudah malam waktunya tidur, ayo masuk ke kamar” ucap kaa-sannya lembut
Ia merasa kesal, apakah benar mereka tidak ingat hari spesialnya? Apakah mereka tidak ingat ulang tahun anaknya sendiri? “Hufft” ia menarik napas dalam, lagi-lagi ia mencoba berpikir positif. Mungkin saja mereka hanya bercanda, dan esok pasti akan menyiapkan sesuatu untuknya.
“hai, kaa-san tou-san aku masuk ke kamar dulu ya~ Oyasumi~” ucapnya
“Oyasuminasai~” ucap kaa-san dan tou-san
Perlahan ia melangkah menuju kamarnya, ia membaringkan tubuhnya diatas futon, ia terus memperhatikan kalender disampingnya, ‘besok pasti akan jadi hari yang spesial’ harapnya dan ia pun menutup matanya perlahan, ia sudah lelah dengan hari ini. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada umurnya yang 14 karena esok ia akan genap berusia 15 tahun dan akan semakin dewasa. Perlahan-lahan ia pun segera terlelap dan berada di alam mimpi .

~~~

Cahaya sinar mentari  perlahan menyinari tubuhnya, burung-burung pun bernyanyi dengan merdunya. Perlahan ia terbangun karena silau cahaya sang mentari yang mengenai matanya, ia pun segera bangun dari futonnya dan mengulas senyum ceria di pagi ini. ‘ini adalah hari ulang tahunku! Selamat datang aku yang semakin dewasa!’ ia berucap dalam hatinya . Dengan segera ia menuju kamar mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Ia bersemangat pagi ini!. Ketika ia menuju ruang makan, tidak ada siapa-siapa disana hanya ada makanan yang sudah tersaji di atas meja, tetapi pandangannya teralih pada secarik kertas nota yang ada di atas meja, terdapat tulisan tangan kaa-sannya. Perlahan ia membaca nota tersebut

Genta, kaa-san ada urusan penting dengan Mizuhara-san pagi ini, tou-sanmu juga ada rapat penting jadi ia berangkat lebih dahulu, tou-san juga tidak bisa mengantarmu kesekolah, kaa-san sudah menyiapkan sarapan di meja. Hari ini kamu berangkat dengan kereta saja ya, jangan lupa mengunci pintunya!
Oh , iya jangan lupa bentonya genta
                                                                                             Salam cinta
                                                                                              Kaa-san

Ia kaget, sejak kapan kedua orang tuanya menjadi orang yang sesibuk ini? Bahkan untuk sarapan bersamanya pun tidak sempat? Mana ucapan selamat ulang tahun untuknya? Ia masih berpikir positif, mungkin saja ucapan untuknya ada di nota ini, ia pun membalik-balik nota itu, tetapi ia tidak menemukan apa-apa, ia terhenyak dan tak bisa berpikir positif lagi, ia merasa kesal dengan kedua orangtuanya, mengapa mereka bisa melupakan hari ulang tahunnya?
Dengan hati yang sedih ia menyantap sarapan paginya, chawanmunshi. Namun ia teringat, teman-temannya pasti sudah mengirimnya e-mail ucapan selamat untuknya! Ia hanya belum mengeceknya saja. Ia pun membuka keitainya. Tak ada e-mail, Tak ada panggilan! ‘ Oh, kami-sama apakah ini kutukan untukku’ ia menggeram dalam hati. Bahkan Kaito tidak mengirim e-mail untuknya pagi ini, biasanya ia selalu mengucapkan selamat yang paling pertama. Tapi ia mencoba untuk berpikir positif, ‘mereka pasti akan mengucapkan langsung disekolah dan jimusho tahun ini’ pikirnya. Ia pun dengan segera menghabiskan sarapannya dan memasukkan bentonya ke tas.  Dan dengan segera juga ia menuju stasiun dekat rumahnya, jarak sekolah dengan rumahnya memang cukup jauh. 

~~~

Ia berdiri diperon menunggu kereta pertama yang berangkat hari ini, terlihat banyak orang yang berlalu lalang memulai kesibukannya hari ini. Tak lama, kereta yang ia tunggu pun datang. Ia segera masuk. Di perjalanan ia terus berpikir, apakah hari ini adalah mimpi? Masa orangtuanya bisa lupa hari ultahnya ? ia pun mencubit pipinya sendiri, “Aw!”  teriaknya dengan suara yang pelan. Ini bukan mimpi, buktinya ia merasakan sakit ketika mencubit pipinya sendiri. Karena itu ia segera berhenti memikirkan hal itu dan beralih mengeluarkan PSPnya untuk bermain game agar ia melupakan sejenak hal yang terjadi pagi ini, karena memikirkan hal itu membuat hatinya sedih.
Tak terasa, kereta telah berhenti di stasiun tujuannya. Ia segera turun dan melangkah keluar dari stasiun menuju sekolahnya.

~~~

Suasana sekolah masih cukup sepi. Sepertinya ia datang cukup pagi hari ini, dengan langkah perlahan ia menuju kelasnya. Tak banyak murid yang sudah datang, tapi pandangannya mengarah ke salah satu siswa yang sedang tertidur di mejanya yang berada di pojok kelas. Ia menghampiri siswa itu yang notebene adalah sahabatnya sendiri. Ia berharap ucapan selamat yang pertama akan keluar dari mulut sahabatnya ini.
“heh, Haya-kun! Bangun” ucapnya membangunkan. Dan sahabatnya Sei Hayama itu terbangun dari tidurnya.
“ah, Gen Gen. Kenapa kau membangunkanku sih! Aku masih ngantuk nih” ucap Sei dengan mata yang masih sayu
“Ohayou Haya-kun. Kau masih ngantuk ? sebentar lagi masuk loh!” ucapnya dengan nada yang bersemangat
“ah, Ohayou. Iya aku sudah tidak mengantuk lagi kok!” ucap Sei dengan nada sedikit kesal
“Unn, Haya-kun, apa kau ingat ini hari apa ?” tanyanya dengan nada ceria dan seulas senyum
 “Ini kan hari sabtu Gen Gen, masa kau tidak ingat” ucap Sei santai
Seketika senyum diwajahnya pun memudar, keceriaan dan semangat di dirinya mulai luntur. Hatinya semakin terhenyak dan ia semakin meratapi hari ini dengan suram ‘Kami-sama, apa salahku ?!’bisik hatinya. Ia pun melamun meratapi hari ini.
“Gen-Gen!” teriak Sei, yang seketika membuyarkan lamunannya
“eh, iya Haya-kun?” tanyanya datar
“Daijoubu desuka? Kau tidak sakit kan ?” tanya Sei khawatir
“Unn, daijoubu dakara” jawabnya datar
“tapi, wajahmu kelihatan suram begitu. Kenapa ?” tanya Sei heran
Dalam hatinya ia berteriak, rasanya ia ingin sekali meluapkan rasa kesalnya terhadap sahabatnya ini. ‘ini semua karenamu Haya-kun! Dimana rasa perhatianmu pada sahabatmu?! Aku berulang tahun hari ini Haya-kun! Argggh!’ teriaknya dalam hati. Tetapi entah mengapa ia tidak bisa meluapkannya langsung, ia hanya bisa diam dan meninggalkan sahabatnya itu menuju bangkunya yang ada di depan meja guru itu tanpa menjawab pertanyaan sei maupun mengucapkan sepatah katapun. Terlihat raut muka Sei menunjukkan  kekagetannya dengan perilaku sahabatnya itu. Ia berharap Sei akan meghampirinya dan segera menyadari kesalahannya. Tetapi sepertinya harapannya hanyalah sebuah harapan kosong, Sei malah kembali tidur dengan lelap di mejanya sampai bel masuk berbunyi. Ia semakin kesal dan sedih karena tak ada satupun teman dikelasnya yang memperdulikannya, tak ada sapaan seperti biasanya! Bagaimana ia bisa berharap hadiah atau paling tidak sebuah ucapan selamat kepada dirinya ?!! dia semakin meratapi hari dan menjadi tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan sensei. Selama pelajaran berlangsung pikirannya kosong, rasanya kelas yang biasanya ceria terlihat gelap dan suram dimatanya.

~~~

Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas menuju lapangan untuk bermain sepakbola, terlihat Sei ikut bersama para siswa untuk bermain sepakbola juga. Dan para Siswi asyik mengobrol di salah satu meja siswi entah membicarakan apa. Genta hanya bisa diam, tak tahu harus bagaimana meluapkan isi hatinya saat ini. Tak seperti biasanya, ‘mereka tidak menyapaku ? bahkan tidak mengajakku bermain sepakbola seperti biasanya? Oh, Kami-sama!’ ratapnya dalam hati. Ia menunduk, kepalanya menempel pada meja. Hidupnya terasa suram.
“Gen-kun!” panggil seorang siswa sambil menepuk bahunya. Genta segera menengadahkan kepalanya kembali dan menatap siswa yang memanggilnya itu, senyum pun mulai mengembang dibibirnya. Firasatnya mengatakan ia akan mendapatkan ucapan selamat kali ini,
“ah, Kazuya! Ada apa?” tanyanya dengan ceria
“aku ingin mengembalikan bukumu yang kupinjam tempo hari” ucap Kazuya Nakai salah satu temannya yang berasal dari kelas lain sambil menyodorkan sebuah buku berwarna coklat bertuliskan nama Matsuda Genta itu.
Ia terhenyak, tapi ia tidak mau berputus asa sampai di sini, siapa tahu Kazuya ingat ulang tahunnya
“oh, iya Arigatou. Ada yang ingin kau sampaikan lagi Kazuya?” tanyanya
“ah, tidak ada lagi. Sankyuu~ berkatmu aku terbantu! Sudah ya, aku mau kembali kekelas” ucap Kazuya sambil meninggalkan kelas Genta.
Ia benar-benar geram, kesal, sedih, hatinya sangat terhenyak! Ia kemudian menundukkan kepalanya kembali  di atas meja, Sampai bel masuk berbunyi kembali. Para siswa kembali masuk, tetapi tak  ada satupun yang menyapanya. Sei juga……

~~~

Selama pelajaran berlangsung ia hanya memikirkan ingin cepat pulang, pikirannya sudah kemana-mana.
Sampai-sampai Sensei menegurnya.
“Genta, perhatikan penjelasan saya. Jangan bengong”tegur sang sensei
Ia pun tersadar kembali kealam nyata, dan mendapati dirinya masih di dalam kelas
“ah, eh! Iya sensei!”ucapnya gugup yang membuatnya tanpa sadar berdiri
“Duduk, dan perhatikan penjelasan saya!”bentak Sensei
“Hai!”jawabnya hati-hati
Ia pun kembali duduk dan mencoba memperhatikan penjelasan Sensei. Tetapi konsentrasinya selalu terpecah, karena pikiran yang terus datang bertubi-tubi dalam otaknya. ‘Kami-sama, tolong aku!’
Tiba-tiba Bel pulang berbunyi, ternyata tuhan masih sayang padanya ‘arigatou kami-sama’ucap batinnya. Ia pun bernapas lega. Dengan segera membereskan semua bukunya. Ketika pulang pun tak ada satupun yang menyapanya. Ia hampir putus asa, tetapi ia masih punya harapan di jimusho hari ini. Dan ia yakin pasti akan mendapat beberapa hadiah dan ucapan selamat untuknya. Ia melangkah ingin menuju ke halte tapi keitanya tiba-tiba berdering, sebuah e-mail masuk. Dari Tou-sannya..

“Gen-kun maafkan Tou-san, Tou-san tidak bisa menjemputmu karena pekerjaan Tou-san hari ini sangat banyak. Kau ke jimusho dengan Bus saja ya? Tapi, tou-san janji akan menjemputmu di jimusho”

Salam Cinta
Tou-san

Ia berdecak, rasanya hatinya kesal sekali. ‘tak apa lagipula aku sudah mau ke halte kok’ ucapnya kesal dalam hati. Ia segera menutup keitainya dengan kasar, ia tidak berniat membalas e-mail dari tou-sannya itu. Ia pun segera melangkah menuju halte terdekat.


~~~


Tak butuh waktu lama untuk menunggu bus, ia sudah berada dalam Bus sekarang.  Ia terlihat sibuk memainkan PSPnya sambil mendengarkan musik dari earhooknya.
Waktu terus berjalan. Tak lama, bus telah berhenti di halte di dekat Johnny’s Jimusho. Ia segera turun dan bergegas menuju Jimusho untuk melakukan latihan hari ini. Dengan masih berpakaian seragam ia melangkah memasuki gedung Jimusho. Ia dengan cepat mencari toilet untuk berganti pakaian. Setelah mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian biasa ia bergegas menuju ruang latihan Johnny’s Jr.  
Ketika sampai di tempat latihan, suasananya cukup sepi. Baru ada beberapa Jr. yang usianya dibawah dirinya dan seorang pelatih. Ia mengucapkan salam kepada semua yang ada diruangan.
“Konnichi wa Minna~” sapanya ceria
“Konnichi wa !~” balas para Jr.
“Konnichiwa Gen Gen” sapa Takeo Fujiwara-san
“Fuji-san mari kita latihan!” ucapnya dengan penuh semangat
“Chotto matte. Tunggu yang lain datang dulu, kamu pemanasan saja dulu ya Gen-kun” ucap Fuji-san
“Hai!” ucapnya bersemangat. Ia pun kemudian melakukan pemanasan, agar tubuhnya tak mengalami cedera saat menari nanti. Satu per satu Jr. pun datang untuk latihan. Tetapi entah kemana teman-temannya ? terutama, kemana Kaito? Tak seperti biasanya ia terlambat seperti ini?. Ia pun terus melakukan pemanasan. Sampai kemudian…
“Konnichiwa Minna~” Sapa Nakamura Reia dan Haniuda Amu.
“Konnichiwa!” balas seluruh Jr. termasuk genta
“Amu-chan, mana Kaito-kun?” tanyanya heran, karena biasanya Kaito datang bersama Amu.
“Unn, gomen Kaito sedang demam. Dia sakit Gen Gen” ucap Amu
“Hee, Hontou ni?  Pantas, tak seperti biasanya ia tak mengirim e-mail padaku” gumamnya sambil berdecak
“Yosshhh~ karena sepertinya semua sudah datang. Mari kita mulai latihan hari ini!” ucap Fuji-san penuh semangat
“Minna, Ganbatte ne!~” Ucap Nakajima Reia penuh semangat
Mereka pun memulai latihan untuk persiapan konser di Tokyo dome. Dengan dilatih  Takeo Fujiwara-san, Makoto Takagi-san dan 2 orang pelatih professional lainnya. Para Jr. berjuang dengan keras. Genta terlihat begitu bersemangat. Rasanya hal yang terjadi hari ini, tak pernah terjadi. Karena, ketika ia menari ia merasa gembira dan bisa melupakan hal yang terjadi hari ini. Ia terus menari mengikuti gerakan Fuji-san. Ia suka sekali menari! Sampai akhir latihan pun ia terus menari tanpa melakukan kesalahan, sepertinya gerakan yang sulit baginya sudah bisa ia kuasai. Lalu tak terasa latihan telah usai …
“Yosshh~ latihan hari ini kita akhiri sampai disini! Saya rasa kalian sudah berkembang lebih baik dari hari kemarin~ Arigatou untuk kedatangan kalian hari ini! Ja, Mata aimashou!” seru Fuji-san
“mata aimashou Fuji-san!” ucap seluruh Jr. serentak
Kemudian Fuji-san meninggalkan ruangan, sementara Jr. yang lain ada yang beristirahat juga ada yang bersiap untuk pulang. Sementara itu genta sedang beristirahat bersama 2 temannya, Nakamura Reia dan Haniuda Amu
“Genta-kun!” sapa Makoto Takagi-san
“eh?! Takagi-san” balasnya
“kurasa, hari ini tarianmu sempurna Genta-kun. Kau sudah berlatih dengan keras. Kalau begitu, aku pulang dulu ya!~ Ja, mata” ucap Takagi-san yang kemudian melangkah meninggalkan ruangan
“capek sekali ya latihan hari ini Gen Gen” ucap Reia
“iya, badanku juga lemas karena terlalu bersemangat menari” ucapnya dengan ceria
“tentu saja, kau kan menari dengan bersungguh-sungguh hari ini, Gen Gen aku pulang dulu ya~ Daaghh!” sahut Amu yang kemudian bergegas pulang
“hehe, aku juga mau pulang sekarang. Ja, mata ne Gen Gen!” ucap Reia yang juga bergegas pulang
“eh~ Matte” ucapnya. Namun ia hanya bisa cemberut melihat perilaku dua temannya barusan. Dan tentu saja, mana ucapan selamat ulang tahun untuknya ?! .  Ia kemudian menarik nafas dalam, dan kemudian bergegas meninggalkan ruangan. Ia berjalan di koridor, sambil menggendong tasnya. Ia berjalan sambil mendengarkan musik dari iPodnya , mencoba mengusir kepenatan dan kekesalannya hari ini. Ia menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 06.05 sore. Ia menarik nafas perlahan, ‘jam 6 sore dan aku belum mendapat ucapan sama sekali!’ ucap batinnya kesal. Namun, ia menabrak seorang pria yang tingginya hampir sama dengannya.
“Duk”
“Aw” rintihnya kesakitan
“Daijoubu Desuka?” tanya pria itu. Ia pun segera bangun dan begitu kagetnya ia karena pria yang ditabraknya adalah senpai yang dia idolakan! Ia menabrak Yamada Ryosuke!
“Yamada-san?!” ucapnya kaget
“ah, genta-kun. Apa kau tidak apa-apa?” tanya Yamada
“DDa-Daijoubu Dakara” jawabnya gugup
“ah, kalau begitu aku pergi dulu ya Genta-kun” ucap yamada meninggalkan Genta
Ia terpaku dengan sosok yang barusan ada dihadapannya. Lalu ia pun kembali tersadar, dan berjalan menuju pintu keluar. Hatinya sedikit gembira karena bisa bertemu dengan senpai idamannya! Walaupun hari ini tak ada yang memberikannya hadiah maupun ucapan di hari ulang tahunnya. Ketika sudah sampai di depan gedung keitainya berdering, sebuah e-mail masuk.

“Genta, maafkan Tou-san sekali lagi. Tou-san tidak bisa menjemputmu. Kamu naik kereta saja ya? Tou-san harus kerja lembur malam ini, sepertinya Tou-san akan pulang larut malam. Tolong sampaikan juga pada Kaa-sanmu! Gomen ne Genta”
Salam cinta
Tou-san

Ia berdecak dengan keras, ia merasa sangat kesal sekali hari ini dengan Tou-sannya. Rasanya ia ingin sekali membanting keitai yang ada digenggamannya. Tetapi, ia mengurungkan niatnya itu. Baru saja ia melangkahkan kakinya meninggalkan jimusho, sebuah mobil berhenti didepannya. Pemilik mobil itu membuka kaca mobilnya perlahan.
“Genta-kun, kamu belum dijemput Tou-sanmu?” tanya Yamada Ryosuke
“Yamada-san?! Ah, Tou-san tidak bisa menjemputku hari ini” ucapnya
“kalau begitu, naiklah ke mobilku. Aku bisa mengantarmu pulang” ajak Yamada
“tapi, arah rumahku dan Yamada-san kan berbeda?!” ucapnya heran
“tak apa,lagipula aku ada urusan disana. Jadi, sekalian saja kamu pulang bersamaku” ucap Yamada
“ba-baiklah” ucapnya gugup dan dengan segera ia masuk ke mobil.
Selama perjalanan Genta hanya bisa diam dan terpaku, benarkah ini? Apa ini mimpi? Ia  bisa satu mobil dengan Yamada-san?! Ada keheningan di antara mereka berdua. Hingga Yamada berinisiatif memulai percakapan di tengah perjalanan yang cukup panjang ini.
“Genta-kun, aku dengar dari Takagi-san hari ini kau bersemangat dilatihan tadi” ucap Yamada
“Unn, hai! Yamada-san aku akan terus berusaha sampai aku bisa seperti anda” ucapnya bersemangat
Yamada pun tersenyum mendengar perkataan Genta tersebut
“kau tahu, dulu ketika aku masih diposisimu aku selalu bersemangat ketika latihan menari. Tapi kau tahu, hampir saja aku ingin keluar dari Johnny’s karena aku tidak kunjung mendapatkan debutku. Mungkin, kalau saja Okaasan tidak memberiku semangat aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Karena semangat dari Okaasan yang telah membuatku tidak jadi keluar dari Johnny’s dan berusaha lebih keras untuk mendapatkan debutku. Aku yakin, suatu saat nanti kau pasti akan mendapatkan debutmu juga dan bisa jadi seperti diriku bahkan mungkin lebih hebat dariku. Aku sudah melihat semangat dan perjuanganmu Genta-kun. Suatu saat Kitagawa-san pasti akan memberikanmu debut yang selalu kau impikan. Teruslah berusaha lebih keras lagi Genta-kun. Ganbare ne~” ucap Yamada menasihati
“hai, aku akan lebih berusaha lagi untuk menggapai impianku Yamada-san. Arigatou untuk nasihat anda” ucapnya
Tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Genta . ia pun segera turun dan mengucapkan terima kasih kepada Yamada karena telah mengantarnya pulang. Tetapi…
“Genta-kun boleh aku mampir?” tanya Yamada
“Unn, tentu saja boleh Yamada-san. Tapi bukankah anda punya urusan?” tanyanya heran
“Tak apa, aku akan mengurusnya nanti. Sebentar saja, bolehkan?” tanya Yamada
Genta pun mengangguk. Mereka berdua segera masuk kedalam rumah, baru saja ia membuka pintu rumahnya….
“Tadaima~” ucapnya
“Otanjoubi Omedetou Gozaimasu Genta!” sahut semua orang yang ada didepannya
Betapa terkejutnya ia, semua teman sekelasnya, sahabat sahabatnya, kedua orangtuanya juga Kaito semua berkumpul di rumahnya. Ruang tamu keluarganya sudah berhiaskan pernak-pernik pesta dengan hiasan besar yang bertuliskan “Happy Birthday Matsuda Genta” dan sebuah meja yang diatasnya terdapat cake Blackforest bertingkat dua dengan cream yang bertuliskan namanya. Ia terperangah, tetapi ia sudah terlanjur kesal dengan mereka semua. Ia berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan mereka, dengan wajah yang masam ia sudah sangat kesal dengan perlakuan mereka semua yang telah mengacuhkan ia. Ia masuk ke kamar dengan membanting pintu.  Semua orang hanya terdiam, dengan segera Kaito, Sei  dan  Tou-sannya menyusulnya.
“Genta, kau kenapa? Kau tak apa kan?” tanya Kaito dari balik pintu
“Genta tolong buka pintunya, kau ini kenapa sih? Ini kan hari ulang tahunmu” ucap Sei
Ia hanya duduk terdiam tanpa menjawab. Lalu Tou-sannya membuka pintu kamarnya yang telah dikuncinya itu.
“Genta apa kau marah pada Tou-san? Maafkan Tou-san karena telah melakukan semua ini di hari ulang tahunmu. Tapi Tou-san kan hanya ingin memberikan kejutan di hari spesialmu” ucap Tou-san
Ia masih duduk terdiam, lalu ia pun menjawab
“Aku benci Tou-san! Tunggu sampai aku bertemu Obaasan! Dan kalian semua aku benci kalian juga tunggu sampai aku mendapat Boneka Teddy setinggi Amu! Baru aku akan memaafkan kalian!” bentaknya
Tak disangka seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamarnya. Ternyata itu adalah Obaasannya. Betapa terkejutnya ia, tanpa sadar ia berdiri menghampiri Obaasannya dan memeluknya.
“Obaasan, sejak kapan Obaasan datang ke Saitama?” tanyanya
“sejak tadi siang. Tou-san yang menjemput Obaasan pagi-pagi sekali” ucap Obaasan tersenyum
“jadi, Tou-san kamu maafkan kan?” tanya Tou-sannya
Ia hanya mengangguk
“Genta, ayo kita kembali ke ruang tamu. Kasihan Kaa-san sudah susah payah membuatkanmu kue ulang tahun, juga teman-temanmu yang lain pasti sudah menunggu” bujuk Obaasan
Tapi ia hanya melirik kedua sahabatnya itu, Kaito dan Sei. Kaito dan Sei hanya menundukkan kepalanya.
Tetapi Genta malah menghampiri Kaito.
“Amu-chan bilang kau sedang demam. Apa ini juga idenya Tou-san?” tanyanya kepada Kaito dan Tou-sannya
“Genta, sebenarnya ini ide teman-temanmu, Tou-san hanya menerima ide mereka saja kok, mereka sayang padamu” ucap Tousannya
Ia hanya terdiam lalu segera menuju ruang tamu bersama Obaasannya. Lalu diikuti Tou-san, Sei dan Kaito. Ketika baru sampai di ruang tamu terlihat Amu dan Kazuya baru saja masuk sambil membawa Boneka Teddy yang sangat besar. Kaito dan Sei pun dengan segera membantu Amu dan Kazuya menurunkan boneka itu ke lantai.
“Amu-chan, Berdiri!!” perintah Kaito, dan Amu segera menuruti perkataan Kaito. Ia berdiri disamping Boneka Teddy tersebut. Dan ternyata Pas!! Tinggi boneka itu sama dengan Amu. Terlihat wajah Genta pun mengembangkan senyum dari wajahnya yang semula masam dan datar itu. Dengan segera ia memeluk boneka teddy itu. Setelah puas memeluk boneka Teddy itu ia memandang ke 5 sahabat karibnya itu dengan bergantian, Sei, Kaito, Kazuya,Amu, Reia
“Minna, Arigatou ne~ aku sayang kalian” ucapnya langsung segera memeluk mereka berlima.
Dan mereka berlima pun membalas pelukan Genta.  Ia sangat terharu, tanpa sadar air mata mengalir di pipinya. Ia sangat beruntung mempunyai sahabat-sahabat yang begitu menyayanginya. Mereka berpelukan cukup lama dan akhirnya melepaskan pelukan mereka, genta pun menghapus air matanya.
“Jadi Gen Gen, kamu memaafkan kami semua kan?” tanya Kaito tersenyum pada sahabatnya itu.
Ia hanya mengangguk sambil membalas senyum kepada sahabat-sahabatnya. Lalu, Yamada menghampiri Genta sambil membawa sebuah kotak berwarna merah.
“Genta-kun, Otanjoubi Omedetou Gozaimasu. Aku dipinta teman-temanmu untuk mengantarmu pulang sekaligus merayakan hari ulang tahunmu, aku sudah tahu rencana mereka semua. Ini hadiahku untukmu, kuharap ini bermanfaat untukmu” ucapnya sambil tersenyum pada Genta
Dengan segera ia membuka kotak kecil berwarna merah kado pemberian Yamada. Didalamnya terdapat Jam tangan yang mirip sekali, persis seperti yang dipakai Yamada saat ini. Ia memang sudah lama ingin punya jam tangan seperti milik yamada. Ia pun tersenyum
“Arigatou, Yamada-san” ucapnya sambil memeluk Yamada, Yamada pun membalas pelukan genta.
Setelah memeluk Yamada, ia pun segera menghampiri Kaa-sannya yang ada disamping kue Ultahnya .
“Kaa-san, Arigatou. Aku sayang kaa-san”  ucapnya sambil memeluk Kaa-sannya itu.
“Douita ne~ Kaa-san juga sayang padamu” ucap kaa-san
“Yoshh~ karena Genta sudah bersama kita disini, mari kita mulai pestanya!” seru Tou-san kepada semua orang
Dan pesta pun dimulai, semua temannya, idolanya, sahabatnya, dan keluarganya menyanyikan lagu Ulang Tahun untuknya, ia mendapatkan banyak hadiah dari teman-teman sekelasnya. Ia sudah tidak merasa kesal pada mereka lagi karena ia tahu mereka semua sayang padanya. Dan ia bersyukur kepada Kami-sama karena telah memberikan orangtua yang begitu menyayanginya, sahabat-sahabat yang begitu perhatian padanya, dan teman-teman yang baik. Ia bersyukur bisa merasakan kebahagiaan ini, ia bertekad untuk memberikan yang terbaik darinya. Sungguh, ia tak akan melupakan hari paling bahagia di hidupnya ini.

-END-

Mini Dictionary
Tou-san                                : Ayah
kaa-san                                : Ibu
Doushite?                              : Kenapa?
Gomen                                 : Maaf
Tadaima                               : Aku Pulang
Okaeri [nasai]                        : Selamat Datang Kembali
Karaage                               : Sejenis Fried Chicken ala Jepang
Itadakimasu!                         : Selamat Makan!
Obaasan                               : Nenek
Oyasuminasai                        : Selamat Tidur
Futon                                  : Kasur
Kami-sama                          : Tuhan
Ohayou [Gozaimasu]               : Selamat Pagi
Daijoubu Desuka                    : Apa kau baik-baik saja?
Daijoubu dakara                    : Aku baik-baik saja
Arigatou [Gozaimasu]             : Terima Kasih
Sankyuu~                            : Kata serapan dari kata Thank You
Hai!                                    : Iya!
Keitai                                  : Handphone
Konnichiwa                           : Selamat Siang
Hontou ni?                            : Benarkah?
Chotto Matte                         : Tunggu Sebentar
Minna                                  : Semuanya/Teman-Teman
Ganbatte                              : Semangat
Mata aimashou                      : Sampai Jumpa lagi
Ja, Mata                              : Sampai bertemu lagi ya
Ganbare                               : Berjuanglah
Otanjoubi Omedetou Gozaimasu : Selamat Ulang Tahun
Douita [shimashite]                 : Terima Kasih Kembali